Minggu, 22 Januari 2012

MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki perbedaan meskipun keduanya berjalan seiring.

Tabel 1. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
PERTUMBUHAN

PERKEMBANGAN
Proses pertambahan jumlah, bentuk, ukuran serta fungsi sel akibat adanya pembelahan sel (mitosis).



Bersifat Kuantitatif : dapat diukur dengan alat ukur tertentu (fisik)
Auksanometer alat untuk  mengukur pertumbuhan pada tumbuhan

Irreversibel : tidak dapat kembali ke keadaan semula.
Tubuh orang dewasa tidak dapat kembali menjadi bayi
Proses diferensiasi sel-sel tubuh untuk membentuk struktur dan fungsi tertentu, merupakan proses menuju kedewasaan (kematangan pada sel).

Bersifat kualitatif : tidak dapat diukur dengan suatu alat.


Reversibel : dapat kembali ke keadaan semula

Ditandai dengan :
-         Manusia & hewan: bertambah tinggi & berat badan
-         Tumbuhan : bertambah tinggi dan besar batang

Ditandai dengan :
-      Manusia & hewan : berfungsinya alat-alat reproduksi
-      Tumbuhan : keluarnya bunga serta buah.
























 

l. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN


Titik tumbuh (meristematik) pada tumbuhan terletak pada ujung akar, ujung batang dan jaringan kambium.
Berdasarkan aktivitasnya dibedakan menjadi 3 daerah pertumbuhan, yaitu :
a.   Daerah pembelahan sel
perbanyakan sel atau pembentukan sel baru
b.   Daerah perpanjangan sel
perubahan ukuran sel menjadi memanjang
c.   Daerah diferensiasi
pertumbuhan secara fisiologi dan morfologi dalam suatu sel, jaringan, atau organ
   
Gambar 1. Daerah pertumbuhan
 
Teori tentang Titik Tumbuh
a.   Teori Histogen dari Hanstein
Titik tumbuh terbagi menjadi 3 lapisan :
1.   lapisan dermatogen : membentuk lapisan epidermis
2.   lapisan periblem : membentuk bagian korteks
3.   lapisan pleurom : membentuk silinder pusat

        
              Gambar 2. Lapisan histogen

b.   Teori Tunika Korpus dari Schmidt
Titik tumbuh dibedakan menjadi 2 bagian :
1.   tunika, membelah antiklinal akan berdiferensiasi menjadi epidermis
2.   korpus, membelah ke segala arah dan membentuk semua jaringan selain epidermis
                
                        Gambar 3. Lapisan tunika korpus


Pertumbuhan dan perkembangan organ tumbuhan

Pada tumbuhan terjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder

Tabel 2. Perbedaan pertumbuhan primer dan sekunder
Pertumbuhan primer

Pertumbuhan sekunder

Titik tumbuh : ujung batang dan ujung akar

Titik tumbuh : jaringan kambium pada bagian kortex (ditunjukkan dengan no. 2 pada gambar penampang batang di bawah)

Sifat pertumbuhan vertikal : dengan memperlihatkan perpanjangan pada bagian ujung tunas dan ujung akar.


Sifat pertumbuhan horizontal :
dengan memperlihatkan pertambahan ukuran diameter pada daerah batang.

Jaringan kambium mempunyai sifat membelah kedua arah,
ke arah dalam  membentuk xylem
ke arah luar membentuk floem.

dijumpai pada tanaman secara umum.


dijumpai pada tanaman Gymnospermae dan Dikotil.
Monokotil tidak mengalami pertumbuhan sekunder karena tidak memiliki kambium

































Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
1.  Faktor eksternal
a.   Zat hara
Berupa makronutrien dan mikronutrien yang diserap oleh akar maupun bagian tubuh yang lain berupa gas, cair, dan zat yang terlarut bersama air.
b.   Cahaya
Berperan dalam proses fotosintesis, namun cahaya yang berlebihan menghambat kerja hormon auksin (hormon pertumbuhan). Pada tempat yang gelap hormon auksin aktif diproduksi sehingga terjadi Pertumbuhan yang sangat cepat disebut : Etiolasi. Batang yang tumbuh memiliki struktur memanjang namun tidak kokoh.
c.   Air
untuk fotosisntesis dan membantu perkecambahan biji.
d.   Suhu
Suhu optimum umumnya 22o C – 37o C, erat kaitannya dengan kerja enzim.
e.   Oksigen
Untuk respirasi
f.   Kelembaban
Kelembaban udara yang tinggi akan dapat mendukung proses perkecambahan dan pertumbuhan.
Perkecambahan dimulai dengan proses masuknya air ke dalam biji disebut imbibisi, air akan mengaktifkan enzim-enzim metabolisme. Sehingga biji dapat berkecambah. Dalam keadaan lingkungan yang tidak mendukung biji akan mengalami dormansi yaitu keadaan tidak dapat berkecambahnya biji. Biji dorman dapat terjadi jika kelembaban tidak cukup

2.  Faktor internal
a.   Genetis
b.   Fitohormon (hormon tumbuhan)
1.   Auksin
-      Mendorong pemanjangan sel
-      Merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang
-      Memacu dominansi tunas apikal (tunas diujung batang)
2.   Giberelin
-      Memacu pertumbuhan batang (bolting/tumbuhan raksasa)
-      Merangsang perkecambahan biji dan tunas
-      Merangsang pembentukan bunga
-      Merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi)
3.   Sitokinin
-      Memacu pembelahan sel dan pembentukan organ
-      Menunda penuaan
-      Memacu perkembangan kuncup samping
4.   Asam Absisat (ABA)
-      Menghambat pertumbuhan tunas
-      Menginduksi dormansi biji
-      Memacu pengguguran daun, bunga, dan buah
5.   Etilene
-      Mempercepat pematangan buah
-      Merangsang pembungaan
-      Merangsang penuaan dan pengguguran daun
6.   Asam traumalin, fungsi :
-      Memacu pembentukan jaringan baru pada bagian yang luka
7.   Kalin
-      Rhizokalin = merangsang pertumbuhan akar
-      Filokalin    = merangsang pertumbuhan daun
-      Kaulokalin = merangsang pertumbuhan batang
-      Anthokalin/florigen = merangsang pertumbuhan bunga

lI. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HEWAN

Tahap Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan

a.   Fase embrionik

            Gambar 1. Tahap pembelahan pada fase embrionik 

1.   Pembelahan (cleavage)
Pembelahan zigot secara mitosis menjadi 2, 4, 8 hingga 16 sel, selanjutnya akan mengalami perkembangan sebagai berikut :
·       Morula : hasil pembelahan zigot berulang-ulang, berbentuk bola padat (anggur)
·       Blastula : perkembangan morula, memiliki rongga berisi cairan (blastosol) dan memiliki kutub
                berbeda
2.   Gastrula
Penyusunan sel-sel kedalam lapisan yang berbeda (ektoderm, mesoderm, dan endoderm)

Triploblastik : Makhluk hidup yang perkembangan tubuhnya berasal dari 3 lapis sel 
Contoh : mulai dari Platyhelmintes sampai Mamalia
Pada perkembangan selanjutnya, hewan triploblastik akan memiliki rongga tubuh (selom).
Selom dibedakan menjadi 2, yaitu :
a). aselomata
     tidak memiliki selom karena lapisan mesodermnya memenuhi seluruh tempat diantara endoderm  
     dan ektoderm.
     Contoh : Platyhelminthes (cacing pipih)
b). selomata
memiliki selom karena mesodermnya aktif membelah dan belahan ini memisahkan satu bagian mesoderm yang tetap berhubungan dengan bagian dari ektoderm dan endoderm. Selom berisi cairan.
Jika mesoderm tidak berhubungan dengan bagian endoderm dan ektoderm maka selom yang terbentuk tidak jelas atau disebut pseudoselomata, dimiliki oleh hewan Nemathelminthes (cacing gilig). Sedangkan selom yang sebenarnya dimiliki oleh hewan Annelida (cacing beruas-ruas), Moluska, Arthropoda, Echinodermata sampai Mamalia

Diploblastik         : Makhluk hidup yang perkembangan tubuhnya berasal dari 2 lapis sel
Hewan diploblastik hanya memiliki ektoderm dan endoderm saja.
Contoh : Coelenterata (hewan lunak) seperti ubur-ubur
3.   Diferensiasi dan Spesialisasi
Perkembangan gastrula, terspesialisasinya bentuk, struktur, dan fungsi dari 3 lapisan tubuh:
-      Ektoderm   : epidermis, saraf, indera, kuku, rambut
-      mesoderm  : dermis, tulang, otot, organ ekskresi, organ reproduksi, organ sirkulasi
-      endoderm   : organ dan kelenjar pencernaan, organ pernapasan
4.   Morfogenesis
Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan menjadi organ
5.   Induksi embrionik
Pengaruh sel tetangga dalam pertumbuhan embrio, satu bagian menyebabkan diferensiasi bagian lain yang berdekatan
6.   Organogenesis
Proses pembentukan organ dan sistem organ

b.  Fase pasca embrionik
1.   Metamorfosis
2.   Regenerasi
Kemampuan memperbaiki bagian tubuh yang rusak

METAMORFOSIS
-         proses perubahan bentuk tubuh dari zigot sampai masa dewasa melalui fase-fase tertentu.
-         Menencakup pertumbuhan dan perkembangan.
-         Biasanya terjadi pada hewan Amphibia dan Insecta.

Dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1.  Metamorfosis sempurna (holometabola)
Setiap tahapan memiliki bentuk yang berbeda
Tahap : telur – larva  – pupa (kepompong) – imago (dewasa)
Contoh : kupu-kupu, lalat, tawon, kepik, katak

Metamorfosis pada katak :
-         Pada awal perkembangan, telur katak akan berkembang menjadi berudu
-         Berudu memiliki ekor dan bernapas dengan insang dalam.
-         Kaki belakang terbentuk kemudian dikuti kaki depan
-         Ekor mulai memendek dan paru-paru terbentuk
-         Katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit,
-         ekornya sudah hilang karena direabsorbsi oleh sel didepanya












2.  Metamorfosis tak sempurna (hemimetabola)
Setiap tahapan belum tentu memiliki bentuk yang berbeda.
Bentuk dewasa memililki bentuk yang sama dengan saat masih muda, hanya berbeda ukuran.  
Tahap : telur – nimfa – imago
Contoh : jangkrik, lipas, capung, belalang
3.  Tak mengalami metamorfosis (ametabola)
Tahap : telur – muda – dewasa
Contoh : lepisma (kutu buku)

Pertumbuhan dan perkembangan diepengaruhi faktor :
1.   Faktor eksternal      : Makanan, Lingkungan, Aktivitas fisik
2.   Faktor internal        : Genetis, Hormon

9 komentar:

Anonim mengatakan...

Guru gue ngambil bahan pembelajarannya dari sini. Jadi lebih gampang deh:)

biologiedutainment mengatakan...

terima kasih, semoga bermanfaat

Lajuku mengatakan...

makasih banyak lebih rinci dan tidak rumit. Keep spirit!

Anonim mengatakan...

makasih ya buat bahan belajar saya buat ulangan harian blok

Unknown mengatakan...

Materinya muda dimengerti

NONTON FILM ONLINE mengatakan...

trimakasih kak sudah berbagi ilmu artikelnya sangat bermanfaat,,

Unknown mengatakan...

Good👍

Unknown mengatakan...

Thanks, 😉

Game and Tecnology mengatakan...

Arigatou sensei

Posting Komentar